Psikoterapi mempunyai arti sbb :
Psyche : mind / jiwa
Therapy
: merawat, mengobati, menyembuhkan
Secara umum psikoterapi merupakan sebuah proses
terapi penyembuhan psikologis terkait dengan gangguan jiwa atau mental yang
dilakukan dengan interaksi antara dua individu sebagai klien dan psikolog. Menurut Sarwono (2009) psikoterapi adalah upaya intervensi oleh psikoterapis terlatih
agar kliennya bisa mengatasi persoalan. Namun Semiun (2006) mendefinisikan psikoterapi
merupakan suatu interaksi sistematis antara pasien dan terapis yang menggunakan
prinsip-prinsip psikologis untuk membantu menghasilkan perubahan dalam tingkah
laku, pikiran, dan perasaan pasien supaya membantu pasien mengatasi tingkah
laku abnormal dan memecahkan masalah-masalah dalam hidup atau berkembang
sebagai seorang individu.
Dapat kita tarik kesimpulan berdasarkan definisi di atas,
psikoterapi adalah upaya penyembuhan melalui suatu interaksi yang sistematis
yang menggunakan prinsip-prinsip psikologis dengan tujuan membantu memecahkan
masalah ataupun gangguan jiwa dan mental.
Tujuan
Psikoterapi
Tujuan psikoterapi menurut
Sarwono (2009) adalah untuk mengembalikan keadaan kejiwaan klien yang terganggu
mulai dari masalah ringan sampai gangguan mental berat agar bisa berfungsi
kembali dengan optimal sehingga klien tersebut merasa bisa merasa dirinya lebih
sehat secara mental. Menurut Wolfberg ( dalam Gunarsa ,2007 ) psikoterapi
berhubungan dengan tujuan merekontruksi kepribadian seseorang.
Tujuan pada psikoterapi menurut Blocher ( dalam
Gunarsa, 2007) : Remediative – Adjustive
– Therapeutic
Unsur-unsur Psikoterapi.
Ada delapan parameter pengaruh dasar yang mencakup
unsur-unsur lazim menurut Masserman, diantaranya :
1.Peran
social (martabat)
2.Hubungan
(persekutuan tarapeutik)
3.Hak
4.Retrospeksi
5.Reduksi
6.Rehabilitasi,
memperbaiki gangguan perilaku berat
7.Resosialisasi,
8.Rekapitulasi
Perbedaan antara Psikoterapi dan
Konseling
Konseling
pada umumnya menangani orang normal. Sedangkan psikoterapi terutama menangani
orang yang mengalami gangguan psikologis. Konseling lebih edukatif, sportif,
berorientasi, sadar, dan berjangka pendek. Sedangkan psikoterapi lebih
rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi tak sadar, dan berjangka panjang. Konseling
lebih terstruktur dan terarah pada tujuan yang terbatas dan konkret. Sedangkan
psikoterapi sengaja dibuat lebih ambigu dan memiliki tujuan yang berubah-ubah
serta berkembang terus.
Menurut Wolfberg (
dalam Gunarsa ,2007 ), konseling bertujuan untuk memberikan support dan
mendidik kembali ( supportive and reeducation ) sedangkan pada psikoterapi
berhubungan dengan tujuan merekontruksi kepribadian seseorang.
Blocher ( dalam
Gunarsa, 2007) membedakan konseling dan psikoterapi secara singkat sebagai
berikut :
Pada Konseling : Developmental – Educative -
Preventive
Pada Psikoterapi : Remediative – Adjustive – Therapeutic
Pendekatan
psikoterapi terhadap mental illness.
Gunarsa (2007) memaparkan berbagai pendekatan
psikoterapi terhadap mental illness, sbb :
1. Biological
Meliputi keadaan mental
organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Pendapat yang
berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin
dalam tubuh. Lalu dikembangkan terapi injeksi insulin. juga mulai dikembangkan
upaya bedah otak di London.
2. Psychological
Meliputi suatu
peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuele
pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan,
gangguan pikiran dan respons emosional penuh stress yang dilimbulkan. Selain
itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu
berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup
individu. Ini dimulai dari teori psikoanlisis Freud tahun (1856-1939)
3. Sosiological
Meliputi kesukaran pada
sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah
keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses
sosialisasi yang berlatarbelakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
4. Philosophic
Kepercayaan terhadap
martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan
nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yaitu
menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah
keharusan atau pemaksaan.
Integrasi berbagai
macam model terapeutik menurut Halgin dan Whitbourne (2010) ialah teknik dengan
pendekatan ekletik, integrasi teoritis
Bentuk
- bentuk utama dari Terapi
1. Psikoterapi
Suportif:
a) Mendukung
fungsi-fungsi ego, atau memperkuat mekanisme defensi yang ada
b) Memperluas
mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan yang baru dan lebih baik.
c) Perbaikan
ke suatu keadaan keseimbangan yang lebih adaptif.
Cara
atau pendekatan: bimbingan, reassurance, katarsis emosional, hipnosis,
desensitisasi, eksternalisasi minat, manipulasi lingkungan, terapi kelompok.
2. Psikoterapi
Reedukatif:
Mengubah
pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan (habits) tertentu dan membentuk
kebiasaan yang lebih menguntungkan. Cara
atau pendekatan: Terapi perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, psikodrama.
3. Psikoterapi
Rekonstruktif:
Dicapainya
tilikan (insight) akan konflik-konflik nirsadar, dengan usaha untuk mencapai
perubahan luas struktur kepribadian seseorang.
Sumber Referensi :
Gunarsa, Singgih D.
2007. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia
Semiun,
Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 3. Yogyakarta: Kanisius.
Wirawan
Sarwono, Sarlito. 2009. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta : Rajawali Pers
Halgin,
R.P., dan Whitbourne, S.K. 2010. Psikologi Abnormal Perspektif Klinis pada
Gangguan Psikologis. Jakarta: Salemba Humanika
Anonim.[Online].https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0CDYQFjAD&url=http%3A%2F%2Fsrini.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F13996%2Ftespengantr-fix.doc&ei=Ldg4U8PKHMyVrge82IGIAQ&usg=AFQjCNFXJjp23sIXhGI3V093o0qFDc-WIg&sig2=z1CHk-ToyWXN9s0WcWQKVg&bvm=bv.63808443,d.bmk
[diakses
pada 05/04/2014]