Disini jawabannya…
Abnormalitas adalah suatu konsdisi tidak normal atau suatu
keanehan yang terjadi dilingkungan orang-orang normal.
Abnormalitas disebabkan oleh tiga dimensi, yaitu penyebab
biologis, penyebab psikologis, dan penyebab sosiokultural.
Abnormalitas dengan Konsep
Motivasi
Konsep
motivasi merupakan konsep yang dimiliki setiap individu. Konsep motivasi ini
berarti suatu konsep dalam diri yang berupa dorongan untuk melakukan suatu
tindakan. Hubungan antara abnormalitas itu sendiri dengan konsep motivasi
sebenarnya tergantung pada sudut pandang yang kita pilih untuk menjelaskannya.
Abnormalitas seseorang bisa saja mempengaruhi konsep motivasinya. Seorang yang
abnormal berarti memiliki suatu kelainan di mata masyarakat umum. Kelainan ini
membuat dirinya tidak dapat berfungsi secara optimal atau dikatakan “tidak
sehat”.
Seseorang yang
tidak sehat tentu saja tidak mampu memenuhi tuntutan lingkungan atau tuntutan
hidup, misalnya memenuhi kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan kasih sayang,
kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan atas penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi
diri seperti yang diungkapkan dalam hirarki kebutuhan Maslow. Sedangkan kelima
kebutuhan tersebut berkaitan erat dengan motivasi individu dalam kehidupan.
Maka, seorang yang abnormal dapat
dikatakan memiliki konsep motivasi yang menyimpang dari apa yang dialami oleh
seorang yang normal. Bahkan bisa saja konsep motivasi dirinya tidak lagi
berkiblat pada hal-hal yang positif, dan malah menjurus pada hal-hal yang
merugikan dirinya sendiri.
Abnormalitas
dengan Gender
Banyak sekali
kasus-kasus abnormalitas yang kita temui atau kita ketahui. Faktanya, kasus
abnormalitas tersebut banyak terjadi pada kaum pria. Misalnya saja ADHD
(Attention Deficit Hyperactive Disorder), menurut penelitian Breton yang
dilakukan pada 1999, ADHD lebih banyak dialami oleh anak laki-laki dari pada
perempuan, dengan estimasi 2-4% untuk anak perempuan dan 6-9% untuk anak
laki-laki usia 6-12 tahun. Selanjutnya Asperger Syndrome yang merupakan gejala
autisme, Berdasarkan perkiraan yang dikutip situs webmd.com, sindrom ini
dialami oleh 0,024 hingga 0,36 persen dari anak-anak.
Gangguan ini
lebih umum dialami laki-laki dibandingkan perempuan dan biasanya terdiagnosis
saat anak berusia antara dua dan enam tahun. Berdasarkan fakta-fakta tersebut
umumnya laki-laki lebih banyak mengalami abnormalitas dibanding wanita. Hal ini
dapat dijelaskan secara biologis, dimana terdapat perbedaan kromosom dan
susunan genetik antara laki-laki dan perempuan yang memungkinkan laki-laki
lebih banyak mewarisi abnormalitas secara genetik dibandingkan dengan
perempuan. Selain itu kasus lain adalah mengenai bunuh diri yang banyak
terjadi, tidak hanya di negara berkembang namun juga di negara-negara maju
seperti Amerika.
Faktanya lebih
banyak pria mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri dibandingkan dengan wanita.
Jika dijelaskan dengan pendekatan sosiokultural, tuntutan lingkungan/masyarakat
terhadap seorang pria jauh lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Hal ini
mengakibatkan banyak pria merasa gagal untuk memenuhi tuntutan tersebut dan
mengalami depresi yang berujung pada bunuh diri.
Abnormalitas
dengan Stress
Perilaku Abnormal dari Gangguan
Stres
Dari uraian diatas dapat diketahui perialku abnormal akibat gangguan stres adalah sebagai berikut :
Dari uraian diatas dapat diketahui perialku abnormal akibat gangguan stres adalah sebagai berikut :
a. Agresi
Yaitu kemarahan yang meluap-luap
dan mengadakan penyerangan kasar karena seseorang mengalami kegagalan. Biasanya
adapula tindakan sadistik dan membunuh orang. Agresi ini sangat menggangu
fungsi intelegensi sehingga harga dirinya merosot.
b. Regresi
Yaitu kembalinya individu pada
pola-pola primitif dan kekanak-kanakan. Misalnya dengan jalan menjerit-jerit,
menangis meraung-raung, membanting barang, menghisap ibu jari, mengompol, pola
tingkah laku histeris, dll. Tingkah laku diatas didorong oleh adanya rasa
dongkol, kecewa ataupun tidak mampu memecahkan masalah. Tingkah laku diatas
adalah ekspresi dari rasa menyerah, kalah, putus asa dan mental yang lemah.
c. Fixatie
Merupakan suatu respon individu
yang selalu melakukan sesuatu yang bentuknya stereotipi, yaitu selalu memakai
cara yang sama. Misalnya, menyelesaikan kesulitannya dengan pola membisu,
membentur kepala, berlari-lari histeris, mengedor-gedor pintu memukul-mukul
dada sendiri, dll. Semua itu dilakukan sebagai alat pencapai tujuan, menyalurkan
kedongkolan ataupun alat balas dendam.
d. Pendesakan dan komplek-komplek terdesak
Pendesakan adalah usaha untuk
menghilangkan atau menekankan ketidak sadaran beberapa kebutuhan,
pikiran-pikiran yang jahat, nafsu-nafsu dan perasaan yang negatif. Karena
didesak oleh keadaan yang tidak sadar maka terjadilah komplek-komplek terdesak
yang sering menggangu ketenangan batin yang berupa mimpi-mimpi yang menakutkan
, halusinasi, delusi, ilusi, salah baca, dll.
e. Rasionalisme
Adalah cara untuk menolong diri
secara tidak wajar atau taktik pembenaran diri dengan jalan membuat sesuatu
yang tidak rasional dengan tidak menyenangkan. Misalnya, seorang yang gagal
secara total melakukan tugas akan berkata bahwa tugas tersebut terlalu berat
baginya karena dirinya masih muda.
f. Proyeksi
Adalah usaha melemparkan atau
memproyeksikan kelemahan sikap-sikap diri yang negative pada orang lain.
Misalnya orang yang sangat iri hati dengan kekayaan dan kesuksesan tetangganya
akan berkata bahwa sesungguhnya tetangganyalah yang sebenarnya irihati pada
dirinya.
g. Tehnik Anggur masam
Usaha memberikan atribut yang
jelek atau negative pada tujuan yang tidak bisa dicapainya. Misalnya seseorang
mahasiswa yang gagal menempuh ujian akan berkata bahwa soal ujian tidak sesuai
dengan bahan yang diajarkan.
h. Tehnik jeruk manis
Adalah usaha memberikan
atribut-atribut yang bagus dan unggul pada semua kegagalan kelemahan dan
kekurangan sendiri. Misalnya seorang diplomat yang gagal total melakukan tugas
akan berkata “Inilah tehnik diplomatif bertaraf internasional, mundur untuk
merebut kemenangan”
i. Identifikasi
Adalah usaha menyamakan diri
sendiri dengan orang lain, misalnya mengidentifikasikan diri dengan bintang
film tenar, professor cemerlang dll. Semua itu bertujuan memberikan keputusan
semu pada dirinya.
j. Narsisme
Adalah perasaan superior, merasa
dirinya penting dan disertai dengan cinta diri yang patologis dan
berlebih-lebihan. Orang ini sangat egoistis dan tidak pernah peduli dengan
dunia luar.
k. Autisme
Ialah gejala menutup diri secara
total dari dunia nyata dan tidak mau berkomunikasi lagi dengan dunia luar yang
dianggap kotor dan jahat, penuh kepalsuan dan mengandung bahaya yang
mengerikan. Maka bila tingkah laku yang demikian dijadikan pola kebiasaan akan
mengakibatkan bertumpuknya kesulitan hidup, bertambahnya konflik-konflik batin
yang kronis lalu terjadilah disintegrasi kepribadian.
So, Stres yang terjadi pada
individu menyebabkan banyak perilaku abnormal. Strategi untuk meminimalisir
stres dalam psikologi dijelaskan dengan detail yaitu secara kognitif dan
psikologis sehingga individu dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
jika mereka mengalami stres.
Sumber Referensi :
Isah. Rina, dkk. 2013. Stress. dalam : http://isahluphpsychologi.blogspot.com/2013/04/psikologi-abnormal-dan-patologi.html.
( 30/06/2013 )Halgin, R.P & Whitbourne, S.K. 2010. Psikologi Abnormal Volume 1 Edisi 6. Jakarta:Salemba Humanika.
http://andyinis-journal.blogspot.com/2013/06/keterkaitan-abnormalitas-dengan-konsep.html
0 komentar:
Posting Komentar